Caritas-Ketapang- Urun-rembug pengawasan terhadap kesepakatan kelestarian hutan berlangsung di Sepotong,
Jumat, 15/8-2014. Hadir pada pertemuan itu adalah perangkat desa, yang terdiri
dari Kepala desa, Sekdes, tokoh adat, tokoh agama, tokoh masyarakat yang
mewakili desa Sepotong.
“Pertemuan
ini menjadi penting karena pengawasan dan monitoring menjadi alat kelengkapan
CCLA untuk memastikan apakah kesepakatan berjalan atau tidak”, ungkap Jusuf Mulyono fasilitator Caritas Keuskupan Ketapang.
Lebih
jauh Dia mengingatkan kembali kesepakatan yang telah ditandatangani dalam papan
kesepakatan. 5 hal kesepakatan itu paparnya singkat adalah:
·
sosialisasi secara menyeluruh melalui
pertemuan-pertemuan;
·
penanaman berbagai jenis pohon yang menyimpan
air;
·
mencegah kebakaran dengan membuat jalur-jalur
bersih
·
membentuk team pengawas desa untuk menjaga serta
menjatuhkan sangsi adat bagi yang melanggar kesepakatan.
Kepala
Desa Sepotong, Petrus Loji berpendapat, kegiatan pemberdayaan masyarakat dalam
melestarikan lingkungan kerja sama Caritas Ketapang dan Usaid Ifacs ini
sungguh menggerakan masyarakat kami. Kami sangat mengapresiasi, imbuhnya.
Lebih
lanjut ia menegaskan bahwa akan menggunakan alokasi dana desa (ADD) untuk
menghijaukan daerah aliran sungai utamanya zona air bersih untuk masyarakat ini
dengan menanam tanaman seperti kopi, kemiri. “Harus kita buktikan dengan
tindakan nyata”, tegasnya dalam pengarahan singkat.
Diskusi
yang seru ini juga berkembang pada soal keberlanjutan. Senada dengan
program perencanaan dari Desa, guru agama wilayah Paroki Septong Aloysio mengingatkan
bahwa program seperti ini harus berlanjut, jangan hanya berhenti pada kesepakatan
papan saja.
Sementara
itu Sekdes yang juga hadir pada kesempatan itu mengingatkan kepada peserta
diskusi bahwa tantangan kedepan sangat berat. Mudah berbicara, mudah omong
mudah menanda tangani kesepakatan, tapi
dalam pelaksanaan kerja, banyak yang acuh.
“Saya sudah mencatat 10 perangkat desa untuk
menjadi pengawas tetap, kita lihat nanti”, tantang Suanto.
Kedepan
kami sangat berharap kita tetap kompak, tidak menunggu perintah, karena air ini
untuk desa kita, ungkap guru SMP
Alfonsus,Alpino. Lebih jauh dia mengajak para peserta diskusi untuk aktip
berpartisipatif bergerak menjaga api musim kemarau ini.
Sebelumnya,
Desa Kepari yang menjadi tetangga Warga Sepotong juga mengadakan forum diskusi
untuk membahas kesepakatan yang telah tertulis dalam papan kesepakatan
menjaga bukit Tambun, 13/8-2014. Mereka bahkan menandai kesepakatan tersebut
dengan adat bebantant 25 Juli 2014 yang lalu. Salam CCLA. (Community
Conservation Livelihood Agreement)