PRAKTEK LAPANGAN (SEKOLAH LAPANG)
1. Seleksi
biji karet dan penyemaiannya (hari I)
2. Teknis
okulasi (penjelasan juga tentang memilih batang bawah dan entres yang baik)
3. Pemupukan
berdasarkan usia tanaman
4. Perawatan
entres (perangkasan cabang)
5. Penanaman
hasil okulasi dari polibag ke lahan
6. Perkenalan
jenis dan pencegahan hama penyakit
7. Penjelasan
teknis perawatan bibit di polibag
REFLEKSI PRAKTEK LAPANGAN (SEKOLAH LAPANG)
Marsel :
-
merupakan pengalaman pertama okulasi karet
-
prakteknya memang tidak semudah teori, sempat
membuat kesalahan saat pengamilan mata entres, lalu dicoba lagi.
-
Diajarkan langsung di lapangan bagaimana cara
pemupukan yang tepat berdasarkan usia tanaman, tidak hanya teorinya saja.
Martin :
-
Pernah mendapatkan pelatihan sebelumnya, tetapi
dengan adanya pelatihan ini semakin mempertajam dan memperkuat lagi pengalaman
sebagai fasilitator karet.
-
Ada pengupasan modul lebih dahulu sebelum
praktek, secara bertahapa / sistematis.
-
Ada tahapan-tahapan budidaya yang sistematis.
-
Tidak boleh lepas dari modul sebagai pengingat
saat praktek.
-
Diambil film/video untuk mengingat teknis2 nya.
Romo Made :
-
Bagaimana pengalaman pak Yulius sebagai
fasilitator ? apakag pernah mengalami masalah saat berhadapan dengan masyarakat
? apakah selalu buka modul saat di lapangan ?
Pak Yulius :
-
Awalnya juga tidak percaya diri. Belum siap
menyampaikan kepada masyarakat. Masih berpedoman pada buku atau modul. Tapi
karena ada minat dan kemauan keras untuk belajar dan mau mencoba, jadi mau
tidak mau harus siap menghadapi masyarakat. Saya lihat para peserta di sini
pada dasarnya sudah memiliki kemampuan dasar / ada bekal, hanya tinggal
sekarang bagaimana teman-teman bisa semakin berani menggebrak masyarakat /
percaya diri untuk menyampaikan ke masyarakat apa yang ingin kita bawa ke
masyarakat.
Pak Martin :
-
Merasa terbantu juga dengan kebun contohnya pak
Aloy yang mantap.
Budhin :
-
Pengalaman di masyarakat, mata entres tidak
terikut, dan batang entres belum dibersihkan masih banyak bekas tangan,
sehingga banyak terjadi kegagalan.
-
Factor waktu juga seringkali yang menyebabkan
gagal, dimana masyarakat biasanya melakukan okulasi di siang hari, bukan di
pagi atau sore hari.
Pak Aloy :
-
Meningkatkan kepercayaan diri
-
Harapannya nanti saat di masyarakat, para
fasilitator bisa merunut faktor2 penyebab kegagalan anggota KSM. Mulai dengan
dilakukannya inventarisir penyebab-penyebab kegagalan.
-
Kadang kita masih kurang yakin dengan apa yang
kita bawa ke masyarakat.
Pak Ewal :
-
Saat pelatihan dengan Pak Johan di awal fase I
yang lalu, system okulasi yang diajarkan agaknya rumit. Sedangkan saat bertemu
dan sekolah lapang dengan pak Tini, mendapatkan teknis okulasi yang lebih mudah
dan sederhana.
-
Seringkali persoalan di masyarakat adalah
berkelit dengan alas an tidak ada biaya untuk membeli pupuk atau peralatan
berkebun lainnya.
Pak Adi :
-
Banyak dapat motivasi dan pembelajaran dari Pak
tini. Banyak temuan-temuan yang selama ini ternyata keliru dilakukan. Dengan
demikian, menjadi lebih yakin saat penyampaian ke masyarakat.
-
Walaupun memang pada saat sudah di komunitas,
masih saja ada masyarakat yang berkelit atau melakukan hal-hal yang menyimpang
dari apa yang diajarkan. Dan itu dilakukan berulang-ulang. Yang mau mengikuti
arahan fasilitator memang terlihat kemajuannya, namun kalau yang tidak maka
memang gagal terus okulasinya.
-
Entres Ã
apakah berpengaruh jika tidak dirantas 1 minggu sebelumnya ?
Pak Yulius :
-
Yang bagus memang 1 – 2 minggu dirangkas supaya
pelepahnya jatuh sendiri.
-
Tergantung cuaca hujan tinggi bisa pengaruh,
karena kadar air bisa menyebabkan busuk pada jendela okulasi.
Pak Adi :
-
Belum sempat praktek pengajiran
Pak Martin :
-
Ada oknum masyarakat yang membuat teknik
tandingan dari apa yang sudah diperkenalkan oleh fasilitator, sehingga kadang
mempengaruhi anggota masyarakat lainnya.
-
Sulitnya merubah mindset.
-
Masih ada anggota masyarakat yang nyeleneh /
tidak taat aturan / coba-coba.
Romo Made :
-
Pentingnya berjejaring tetapi tetap utamakan
masyarakat mandiri, tidak tergantung dengan pihak lain.
Lora :
-
Menjawab Pak Ewal, pentingnya mendorong KSM
untuk bisa berjejaring, dengan mengajukan proposal ke dinas atau stakeholder
terkait , jika memang butuh bantuan pupuk.
Pak Yulius :
-
Menjawab sharing dari pak Adi, sebagai
fasilitator harus bisa yakin dalam menyampaikan ke masyarakat , jangan
sampaikan tentang hal-hal yang lebih ke kepercayaan local (seperti bulan
terang)
-
Waktu okulasi sangatlah penting , jangan saat
hujan atau siang hari
-
Jika sudah disayat perisai matanya, jangan
dibiarkan terlalu lama baru diokulasi, lakukan proses yang cepat.
-
Cara mengikat membutuhkan latihan yang terus
menerus
-
Jangan sampai ada gesekan pada jendela okulasi.
-
Jika ada masyarakat yang berbuat yang berbeda,
sepanjang dia mampu mempertanggungjawabkan dan membuktikan keberhasilannya,
jangan ditentang/adu argument karena bisa fatal akibatnya. Yang terpenting kita
terus berusaha untuk mengenalkan apa yang kita punya.
-
Terkadang yang membuat gagal adalah karena mata
entres yang terikut hanya setengahnya, menyebabkan lambatnya pertumbuhan.
-
Jika anggota KSM terus saja mengulang kesalahan
yang sama , di sanalah tugas dan perang fasilitator untuk terus mengajak mereka
mencoba dan terus berlatih, memotivasi mereka, jangan langsung menyalahkan
mereka.
-
Menjawab pertanyaan pak Martin, pentingnya pengaturan
jarak tanam. Dan fasilitator harus terus berusaha membuat perbandingan langsung
dengan masyarakat, supaya masyarakat bisa melihat langsung perbedaan dan
membuka mindset mereka.
Pak Martin & Pak Ewal :
-
Pemupukan Ã
dapat metode yang simple dari Pak Yulius, yaitu dengan menggunakan bahan bekas
untuk alat praktek, seperti botol air mineral bekas untuk alat takaran pupuk.
Marsel :
-
Waktu kecil saya pernah mencoba mencampurkan 3
pupuk urea, TSP, dan KCL. Apa fungsinya ?
Pak Yulius :
-
Pada dasarnya fungsinya adalah untuk menyuburkan
tanaman dengan memberikan ketiga unsure tersebut yaitu fosfor, kalium, dan
nitrogen. Sebenarnya baiknya, pemberian pupuk bertahap dan terpisah. Namun
terkadang untuk mempersingkat waktu maka orang mencampurkan menjadi satu
sekaligus.
Pak Ewal :
-
Saat sekolah lapang di KSM, menggunakan kompos untuk
entres (E4), apakah itu bisa ?
Pak Yulius :
-
Kompos sebagai pupuk dasar sebelum dilakukan
penanaman.
Romo Made :
-
Pentingnya persiapan awal untuk pemupukan
(menakar ukuran), dan fasilitator harus bisa tahu betul bagaimana penakarannya.
Pak Yulius :
-
Harus serba siap menghadapi hal-hal /
pertanyaan-pertanyaan / kondisi-kondisi di luar prediksi di masyarakat karena
itu nyata terjadi. Contoh :
SP 36 150 gr 36% P2O5
TSP 46% P2O5
Rouphospat 21% P2O5
36 x 150 = 117 gr TSP
46
36 x 150 = 257 gr TSP
21
Pak Adi :
-
Penanaman Ã
di masyarakat ada pengalaman, yang dimasukkan lebih dulu adalah topsoil baru
subsoil.
Pak Yulius :
-
Jika menghadapi tantangan bahwa topsoil
dimasukkan lebih dulu baru subsoil. Maka fasilitator bisa member penjelasan
dengan mengatakan bahwa subsoil dan topsoil dipisahkan dan diangkat ke atas
dengan tujuan utama supaya subsoil yang lebih masam bisa menjadi netral
kembali. Tapi memang tetap baiknya subsoil dimasukkan lebih dahulu baru
topsoil.
-
Topsoil dan subsoil baru diberi pupuk dasar 1
minggu setelah digali, baru 1 minggu kemudian ditanam. Atau 2 minggu diberi
pupuk , baru 2 hari setelahnya ditanam. Baik jika disiram air hujan. Jangan
dilakukan pada saat kemarau.
Pak Martin :
-
Panen hasil okulasi (pemindahan ke polibag),
bagaimana masa pemupukan di polibag ?
Pak Yulius :
-
Baru diberi pupuk jika sudah ada tunasnya,
sekitar 1 bulan berjalan setelah dipindahkan ke polibag. Yang paling penting
pertama kali adalah penyiraman, karena sangat membutuhkan supply air.
Pak Ewal :
-
kalau omat yang tumbuhnya lambat berbulan-bulan
belum ada tunasnya, apakah juga ditunda pemberian pupuknya ?
Pak Yulius :
-
tetap bisa diberi pupuk.
-
Sebelum tanah dimasukan dalam polibag bisa lebih
dahulu dicampur dengan kompos
-
Tapi jangan 100% kompos semua tanpa tanah,
karena bisa berakibat daun menjadi kuning setelah unsure kompos nya habis. Hal
itu karena bibit tersebut terbiasa dengan unsure yang terkandung di kompos,
dimana di awal pertumbuhan akan pesat sekali, namun setelah unsure komposnya
habis, maka dia tidak bisa beradaptasi dengan unsure lainnya sehingga menjadi
melambat dan berdaun kuning.
-
Perbandingan 2 : 1 (tanah : kompos)
-
Pemupukan dilakukan 1 bulan 1 kali.
-
Pestisida alami belum bisa diandalkan untuk
tanaman karet, hanya bisa diandalkan untuk tanaman muda / tumpang sari saja.
-
Pencegahan hama dan penyakit baiknya 1 kali 1
minggu.
-
Kalau sudah diserang hama penyakit baru
digunakan dosis tinggi (3 gr).
Pak Adi :
-
Ada ralat keterangan pada tabel 7.1 hal. 29
tentang takaran pupuk Ã
yang benar TM bukan TBM.
Pak Yulius dan peserta à melakukan perhitungan
rumusan %dosis pupuk di modul hal. 29.