Sebelum pengurus dan anggota KSM UK mulai menyusun RKT baru atau rencana kerja tahunan periode Agustus 2015 s/d Juli 2016, fasilitator (Stepanus Adiyanto) mengajak peserta rapat menganalisa pengalaman salah satu anggota (Jon) terhadap kalender musim setempat dan pengalaman kegiatan keseharian pribadinya sebagai
contoh untuk menarik pembelajaran mengatasi “sibuk”.
Hasil kajian kegiatan keseharian menyatakan bahwa Jon memiliki waktu luang cukup untuk berkegiatan dalam kelompok maupun keluarga dan kegiatan non kelompok lainnya. Hal ini menandakan seorang seperti Jon saja tidak bisa mengelola waktu dengan baik dan membagi peran dalam keluarga dengan baik juga,apalagi yang lain. Sedangkan, hasil kajian kalender musim menyatakan kondisi yang kurang lebih sama bahwa tidak semua bulan dan tidak setiap minggu adalah padat oleh kegiatan non KSM.
Dua alat kajian ini sangat membantu agar anggota KSM mampu berdaya ubah dan tidak miskin ide membagi waktu berkegiatan KSM demi masadepan keluarga yang resilien. Dengan demikan, Jon mengakui hal tersebut dan akan lebih aktif dan lebih baik lagi berkegiatan dalam KSM.
Hasil kajian kegiatan keseharian menyatakan bahwa Jon memiliki waktu luang cukup untuk berkegiatan dalam kelompok maupun keluarga dan kegiatan non kelompok lainnya. Hal ini menandakan seorang seperti Jon saja tidak bisa mengelola waktu dengan baik dan membagi peran dalam keluarga dengan baik juga,apalagi yang lain. Sedangkan, hasil kajian kalender musim menyatakan kondisi yang kurang lebih sama bahwa tidak semua bulan dan tidak setiap minggu adalah padat oleh kegiatan non KSM.
Dua alat kajian ini sangat membantu agar anggota KSM mampu berdaya ubah dan tidak miskin ide membagi waktu berkegiatan KSM demi masadepan keluarga yang resilien. Dengan demikan, Jon mengakui hal tersebut dan akan lebih aktif dan lebih baik lagi berkegiatan dalam KSM.
Analisa dua alat kajian
ini disampaikan dengan tujuan untuk membantu anggota agar mengetahui dimana ada
waktu luang dan mampu mengelola waktu yang baik dan bekerjasama dalam keluarga
hingga ada pembagian peran kerja di masa pelaksanaan RKT mendatang. Dengan
demikian, diharapkan bisa menjadi pedoman dalam meminimalisir ketidakhadiran
anggota pada setiap berkegiatan KSM. (PA)