Caritas
Ketapang.com – Program Officer Karina, Dony Akur,
sangat serius menghadiri kegiatan sehari Caritas Keuskupan Ketapang dalam
rangka pembahasan “indikator resiliensi” yang diselenggarakan oleh Petrus Apin
sebagai kelanjutan dari kegiatan semi lokakarya resiliensi yang diselenggarakan
di Caritas Sibolga.(Nias,28-30 Juli 2015)
"Komunitas yang
resilien adalah harapan kita, cita-cita kita, idialisme kita, agar kita tetap
berjuang dengan cara-cara sistimatis, kerangka berpikir yang terukur, tidak
asal-asalan” kata Donatus Akur saat diminta sharing , Kamis (22/10/2015).
Bapak Donatus
berharap, para pendamping pemberdayaan kususnya Caritas ini berani dan mau
mengumpulkan dan mencatat, mendokumenkan capaian-capaian keberhasilan sekecil apapun yang dicapai oleh komunitas agar dapat menjadi ceritera baik,
tidak saja bagi patner yang mensupport kegiatan, akan tetapi juga bagi kita,
bagi komonitas agar tidak selalu menjadi orang yang tidak berpengharapan, atau
menjadi orang yang tidak berguna karena merasa gagal. Sebab indikator capaian
tidak berhasil belum tenru berbanding lurus dengan dampak yang dirasakan oleh
penerima manfaat.
"Ingat, sekali
lagi, indikator resiliensi entah itu
strategy community managed, live in, berjejaring, maupun indikator prosess yang
memperhitungkan perubahan iklim,
kalender musim dan kemampuan masyarakat mengidentifikasikan kerentanannya,
adalah sebuah goal yang harus tetap
menjadikan kita sendiri tangguh, tanggap dan tanggon” paparnya.
Dia mengatakan apa
yang telah dipaparkan kepada kita oleh
bapak Petrus Apin sudah benar. Mencatat dan mendokumenkan sukses story yang
dihasilkan oleh komunitas dampingan adalah cara membangun sebuah resiliensi.
Pertemuan seluruh
staff Caritas Keuskupan Ketapang setiap tiga bulan sekali di Ketapang adalah kesempatan untuk berbagi
ceritra dan pengalaman yang baik untuk saling menguatkan satu sama lain.
Pertemuan dari kita untuk kita sungguh dikuatkan oleh kehadiran Bapak Dony Akur
dan Ibu Bintarti Novi dari Caritas Indonesia (Karina).
Hadir pada pertemuan
ini, Ignasius Made direktur, Aloysius Rachmad koordinator lapangan, Petrus Apin
sekretaris executif, Pia Sezi Nurwanti finansial, Marselus koordinator IBF,
Yohanes Budin, fasilitator lapangan, Jelly Karel Peyoh fasilitator CMLP,
Stevanus Adyanto, fasilitator CMLP, Danang Sujati staf dokumentasi dan IT.
Salam resiliensi. (notulist)