Ada sebuah keluarga kecil dan
sederhana yang tinggal disebuah pemukiman Giet, Atam nama kepala keluarganya,
bersama istrinya Lino Dolita memiliki permata hati seorang bocah laki-laki berusia
kurang lebih 5 tahun bernama Refanus.
Dalam kehidupan sehari-harinya bapak satu anak ini bekerja sebagai guru honorer
mengajar siswa /I di Sekolah Dasar Negeri Giet pagi sampai siang, sedangkan sore
sampai menjelang magrib bekerja mencari nafkah di hutan tembawang miliknya. Dalam kesehariannya juga ia terlibat di
kegiatan KSM Siling Pancor Aji, silih berganti tugas yang diembannya setiap
hari ke sekolah, ke KSM, dan untuk keluarga.
Akhir-akhir ini masyarakat umum dan
masyarakat khususnya Giet mengalami masalah krisis ekonomi keluarga karena
kurang stabilnya keuangan keluarga dan tantangan mendongkrak pertumbuhan
ekonomi keluarga sejak harga karet turun. Komoditi karet menjadi andalan
pendapatan keluarga selama ini, karena satu komoditi saja sebagai sumber
pemasukan keluarga, banyak keluarga terpapar mengalami krisis, daya beli
masyarakat rendah mengakibatkan perputaran uang di Giet menjadi lemah di segala
lini. Pedagang pun semakin berhati-hati memberi bantuan sembako kepada
masyarakat penoreh takut hutang menumpuk dan usaha dagang terancam rugi besar.
Kondisi ini tidak menyurutkan
semangat Atam dan istrinya, pasutri ini mampu menggerakkan seluruh kemampuan
dan potensi ekonomi yang ada dikeluarganya guna mencapai tingkat pendapatan
yang lebih tinggi. Ujar Atam waktu kedatangan tim CKK 12/01/2016 kunjungan
monitoring impelementasi pembukuan PERT dan pembukuan keuangan KSM, “Kami sudah berhasil membangun 4 jenis
sebagai sumber pemasukan keluarga yaitu 1)tunjangan dana terpencil guru
honorer, 2)jual karet, 3)jual buah-buahan lokal, 4)dan jual sayur mayur
pekarangan dan ladang. “ Kiat dan sikap
dari istri tercinta yang mau kerjasama, mau terbuka, mau disiplin dan mau jujur
menjadi modal keluarga muda ini muncul kesadaran dan motivasi yang kuat untuk
mencapai pertumbuhan dan kehidupan ekonomi yang baik. Jika mengalami kesulitan
perencanaan keuangan, pasangan suami istri ini mampu melakukan pengendalian
berupa perencanaan ekonomi rumah tangga dan pengendalian pelaksanaannya sehari-hari
secara taat dan disiplin, tidak kalah pentingnya lagi si ayah Refanus
menceritakan pengalamannya dengan penuh semangat, “ bahwa cara pengendalian pengeluaran adalah menyusun skala prioritas
kebutuhan dan alokasi sumber ekonomi keluarga yang didasarkan atas tingkat
kemendesakan kebutuhan dan bukan sekedar keinginan.” (Papin)