Perjalanan CMLP II di Semester III, gambar→monevcarina
44-60-84-3
Tanpa
terasa, program community managed livelihood promotion atau program promosi
matapencaharian yang dikelola oleh masyarakat, bersama Caritas Keuskupan Ketapang sudah
memasuki semester 3 di tahun kedua (26 Jan, 2016). Sejumlah cara dan strategy
sudah dilakukan oleh tim implementor program untuk menjawab segala tantangan dan
rekomendasi untuk memastikan agar dampak dirasakan oleh masyarakat. Program ini
adalah sebuah proses pembelajaran bagi lembaga pendamping dan masyarakat
dampingan agar resilien terhadap kebencanaan.
Untuk
mengurangi tingkat kerusakan sumber daya hutan, dan meningkatkan pendapatan
ekonomi masyarakat, Caritas mengajak masyarakat melakukan 4 model pendekatan, dalam rangka usaha mitigasi kebencanaan terhadap kemiskinan
dan dampak buruk perubahan iklim. Melalui praktek
perencanaan keuangan rumah tangga, masyarakat diajak pandai dan cermat
mendayagunakan semua aset keluarga agar produktif dengan mengelola pemasukan
pengeluaran keluarga dengan baik dan terarah.
Pendekatan kedua adalah memanfaatkan tanah pekarangan dengan berkebun tanaman muda. Kebiasaan menanam sambilan sewaktu menugal dipindahkan ke pekarangan dengan cara penanganan yang baik dan teratur dapat mendatangkan hasil tambahan. Pendekatan ketiga adalah belajar menghasilkan karet unggul dengan okulasi sendiri. Sumber mata entres tersedia, batang bawah karet juga ada,praktek pembibitan unggul juga sudah diajarkan dan dipraktekkan. Jadi tidak ada alasan untuk tidak berkemampuan memiliki tanaman karet unggul. Dasar-dasar berorganisasi dalam KSM juga sudah dilalui bersama dalam kelompok. Cara menyusun proposal yang baik dengan analisa yang cermat baik, tidak asal susun, juga sudah dilalui dengan baik. Nah pendekatan-pendekatan seperti itu akan sangat membantu komunitas belajar mandiri dan mampu mengakses dukungan dari pihak luar guna mendukung pengembangan kelompok.
Pendekatan kedua adalah memanfaatkan tanah pekarangan dengan berkebun tanaman muda. Kebiasaan menanam sambilan sewaktu menugal dipindahkan ke pekarangan dengan cara penanganan yang baik dan teratur dapat mendatangkan hasil tambahan. Pendekatan ketiga adalah belajar menghasilkan karet unggul dengan okulasi sendiri. Sumber mata entres tersedia, batang bawah karet juga ada,praktek pembibitan unggul juga sudah diajarkan dan dipraktekkan. Jadi tidak ada alasan untuk tidak berkemampuan memiliki tanaman karet unggul. Dasar-dasar berorganisasi dalam KSM juga sudah dilalui bersama dalam kelompok. Cara menyusun proposal yang baik dengan analisa yang cermat baik, tidak asal susun, juga sudah dilalui dengan baik. Nah pendekatan-pendekatan seperti itu akan sangat membantu komunitas belajar mandiri dan mampu mengakses dukungan dari pihak luar guna mendukung pengembangan kelompok.
Lima bulan
lagi pendampingan program CMLP II Caritas kepada 4 KSM akan berakhir tepatnya pada bulan Juni
2016. Semoga apa yang telah dipelajari dalam aksi bersama, entah dalam rencana kerja kelompok, entah praktek lapangan dalam meningkatkan ketrampilan catat mencatat keluar masuk uang untuk keluarga, maupun okulasi karet, membuka mata bapa ibu bahwa bukan caritas, bukan pendamping yang akan bisa membuat kalian hebat, melainkan bapak ibu sendirilah yang mampu mengubah dan membawa perubahan. (Papin).