Pada tanggal 30-31 Maret 2016 kami
mendapat kesempatan untuk hadir, melihat, merasakan kembali hidup ditengah komunitas
Jangat, Kontok, Sie Bansi dan Giet. Saya memanfaatkan kesempatan ini untuk
melihat perkembangan yang sudah terjadi, menggali dan mengidentifikasi
capaian-capaian, mengenali tantangan dan tidak lupa saya mencoba melihat dampak
pendampingan Caritas bagi penduduk lain yang tidak memperoleh kesempatan untuk
didampingi.
Bagi KSM rapat bulanan sebagai sarana
untuk kemandirian kelompok, manfaatnya sangat mereka rasakan, disanalah mereka
mendiskusikan rencana mereka, menyusun rencana kerja mereka, meski tantangan
utama mereka yang terjadi adalah pengurus kadang tidak mempersiapkan dengan
baik, sehingga kehadiran fasilitator lalu sangat dominan. Ini kurang sehat bagi
pergerakan organisasi kelompok.
Meningkatkan kemampuan kelompok untuk
bisa membuat proposal sederhana berdasarkan kebutuhan yang riil dan nyata,
adalah sebuah kebutuhan pokok saat ini. Pemda, Kecamatan,Desa, menyiapkan
banyak bantuan yang bisa diakses dengan mengajukan proposal. Alangkah berguna
dan sangat membantu kalau kesempatan ini dimaksimalkan bersama fasilitator.
Hanya sangat disayangkan kelompok tidak memanfaatkan kesempatan ini dengan
maksimal. Proposal asal jadi dan terkesan asal sesuai dengan pesanan. Ini
kurang baik untuk kemandirian kelompok.
Menarik untuk mencermati pengalaman
anggota kelompok ketika mengisahkan pengalaman mereka meningkatkan ketrampilan
mereka mengokulasi bibit karet unggul. Ada kebanggaan mampu menghasilkan bibit
karet unggul dari tangan mereka sendiri. Hanya saja ketika ditanya apakah
keahlian anda ini mampu menjadikan kegiatan ini sebagai lahan pekerjaan baru
yang mendatangkan penghasilan tambahan. Mereka tidak yakin mereka masih belum
mantap, bahkan memberi kesan ini pekerjaan untuk belajar saja, bukan untuk
kehidupan.
Pendampingan lain yang tak kalah
penting adalah meningkatkan kemampuan untuk memanfaatkan tanah pekarangan atau
tanah lahan karet untuk tanaman sela. Awal awalnya mereka sedemikian anthusias,
namun untuk masa tanaman berikutnya mereka lesu, alasannya tanaman tidak subur,
banyak hama, hasil kurang, pekerjaan ribet. Sangat bisa difahami, karena selama
ini tanaman muda seperti sayur, kacang, mentimun, terung, cabe adalah tanaman
tambahan untuk memanfaatkan kesuburan tanah bakaran untuk ladang padi. Tidak
usah merawat namun akan hidup subur. Hanya saja karena semua orang menanam pada
waktu yang sama, hasil berlimpah dan tidak ada yang mau beli.
Jalan
panjang menuju sebuah perubahan cara kerja, cara pikir, cara pandang, cara
tutur, cara laku masih sangat jauh, kendati Caritas sudah hampir 4 tahun hadir
menemani mereka. Ketergantungan anggota untuk mengatasi masalah yang mereka
hadapi masih tinggi. Hubungan antar anggota dan pengurus belum terjalin baik.
Belum ada rasa memiliki. Padahal praktek pengorganisasian masyarakat pada level
kearifan lokal sudah sangat biasa dik kampung. Pengetahuan
ketrampilan yang sangat erat dengan mata pencaharian mereka seperti menanam
karet baik yang lokal maupun secara unggul, belum menjadi sebuah milik yang
harus diperjuangkan mati-matian. Belum merasa rugi kalau praktek okulasi belum
berhasil. Pencatatan atau buku kas harian masih dianggap sebagai beban.
Sangat
tidak mudah mengubah mindset kelompok yang terbiasa tergantung, dimanja alam,
serba enteng dalam memenuhi kebutuhan primer. Oleh karena itu pendampingan yang
terus menerus dan tidak beroirentasi hasil dan capaian melulu tetap menjadi rekomendasi kami ke
depan.
Saat ini pemerintah telah mengirim pendamping-pendamping desa yang direkrut dan mengetengahkan profesionalisme tinggi, namun ke depan tetap saja sangat diperlukan pendamping yang memiliki hati, dan bersedia hadir (benar-benar tinggal bersama komunitas untuk saling belajar).
Saat ini pemerintah telah mengirim pendamping-pendamping desa yang direkrut dan mengetengahkan profesionalisme tinggi, namun ke depan tetap saja sangat diperlukan pendamping yang memiliki hati, dan bersedia hadir (benar-benar tinggal bersama komunitas untuk saling belajar).
Memperkenalkan cara bekerja dengan terukur,
berdasarkan data sangatlah tidak mudah,
oleh karena itu mencatat, mendokumenkan data dengan cara tabulasi data lapangan menjadi cara belajar yang baru
dalam pemberdayaan kelompok. Refleksi bulanan untuk para pendamping
akan sangat membantu memberi penguatan
dan tetap annthusias dalam pendampingan.(PA)