Program
kerja KSM Uncak Kontok dan KSM Kak Jaka dalam tahun 2016 ini fokus pada dua hal.
Pertama mengembangkan kelompoknya dalam mencapai target yaitu penanaman dan perawatan karet unggul. Kedua , penanaman dan perawatan kebun pekarangan.
Dengan
bersemangat beberapa anggota KSM termotivasi mengajak anggota
keluarganya menanam karet dan berkebun. Namun ada juga anggota KSM yang merasa kurang yakin dengan karet unggul dan berkebu tanaman muda, padahal mereka telah merasakan manfaatnya bagi ekonomi rumah tangga mereka.
Keluarga Pensi |
Diantara mereka yang bersyukur atas pengalaman dalam kelompok misalnya Pensi. Kebetulan ia terpilih sebagai bendahara di komunitas Ka Jaka.. Istrinya bernama Klaudia
Koncen, dan puteranya bernama Klaudius Kandi (5th). Ia sering dipanggil
“Chongk” oleh warga di Jangat. Sejak
Maret diberi kepercayaan menjadi pengurus Kelompok KJK. Semangatnya untuk hadir dalam setiap kegiatan kelompok luar biasa. Tak henti hentinya Ia memotivasi dan mengarahkan teman-temanya menanam karet unggul dan
berkebun sayur di pekarangan Dia tidak hanya omong, ia buktikan juga dengan
keberhasilan pekarangannya. “Berkat
ketekunan kami bersama istri merawat
dan memagari kebun kini membuahkan hasil dan hasilnya bisa buat nabung dan buat jajan
anak,” katanya sambil menunjukkan catatan buku anggaran belanja keluarga(ABK) kepada fasilitator.
"Sungguh saya sangat bersyukur kepada Tuhan dikarunia istri yang mau mendukung, dan membantu saya saat menyiapkan lahan, membuat bedeng, menanam dan merawatnya" Ujarnya lagi dengan gembira.
Semenetara menurut
Liter yang juga menjabat sebagai ketua mengatakan kepada fasilitator Adi bahwa,
“keuangan KSM semakin terbuka sejak Pensi
menjadi bendahara,” dan pak Adeng menambahkan “pak ketua pernah memberi tugas kepada Pensi untuk memimpin rapat dan
ternyata bisa juga.”
Adrianus Abadi (Badong) |
Tidak kalah cerita dengan Pensi, anggota KSM UK Adrianus
Abadi bersama istrinya Adriana Adent juga sangat kompak berkegiatan di KSM. Istrinya
yang pendiam namun sangat mendukung suaminya, misalnya merawat karet unggul
dilahan, ikut menananam, menyiapkan dan mengelola konsumsi waktu royong okulasi
(nganai),
dan selalu ikut rapat KSM.
Bulan
Maret lalu pasutri ini berhasil menanam 40 stum karet unggul di lahan mereka.
Ia bermimpi memiliki 300 pohon karet. Oleh karena itu ia dan istrinya harus pandai-pandai
membagi waktu untuk bekerja. Di pagi hari sampai siang mereka gunakan untuk menyadap karet, setelah menoreh
menjaga warung sembako dan beli karet dan kakao, sorenya mereka manfaatkan
untuk bekerja di pekarangan, terkadang juga ke lahan menanam karet dan mengokulasi
batang bawah.
Kegiatan
budidaya karet unggul yang dilakukan oleh kakek dari dua cucu (Dika dan Prabu)
ini menarik perhatian oleh menantunya. Sejak Maret, sang menantu, Awak namanya
telah mereplikasikan budidaya karet unggul di tempat tinggalnya di desa Tamang
Kecamatan Nanga Mahap Kabupaten Sekadau. Adrianus Abadi menyampaikan kepada Adi
“beberapa hari di Sekadau, saya membantu
menantu saya mengokulasi, dan sekarang sudah sedang perawatan di polibag.”
Kebetulan Awak ikut nimbrung berdiskusi di ruang tamu, fasilitator Adi
menanyakannya “ apa yang memotivasimu kok
mau menanam karet unggul juga?” Awak menjawab “ saya tidak hanya tertarik saja, tapi ingin membuktikan kepada
teman-teman saya bahwa karet unggul cepat produksinya Cuma 4 tahun.” (ADI)