Rian (paling kanan) |
Testimoni Rian, nonbenef Sei
Bansi, 30/5/2016.
Rian adalah salah satu putra Sei Bansi yang sejak tahun 2013 lalu pulang merantau dari Jakarta. Kondisi fisik mata sebelah kirinya rusak tidak bisa melihat lagi dan terpapar karena pengaruh polusi udara yang kotor. Semenjak tinggal di kampung, mata kirinya tidak lagi terasa perih dan sedikit bisa melihat walau agak rabun. Selama di kampung ia kembali beraktifitas seperti teman sebayanya, membantu orang tua di ladang dan menoreh.
Rian adalah salah satu putra Sei Bansi yang sejak tahun 2013 lalu pulang merantau dari Jakarta. Kondisi fisik mata sebelah kirinya rusak tidak bisa melihat lagi dan terpapar karena pengaruh polusi udara yang kotor. Semenjak tinggal di kampung, mata kirinya tidak lagi terasa perih dan sedikit bisa melihat walau agak rabun. Selama di kampung ia kembali beraktifitas seperti teman sebayanya, membantu orang tua di ladang dan menoreh.
Sejak
April 2016, ia mulai tertarik dengan KSM tapi tidak mau bergabung karena tidak
mau terikat. Ia lebih memilih mengamati dan mengenal kegiatan dari jauh.
Sesekali ia nyemplung bersama KSM karena diajak oleh fasilitator Budin. Bersama
Budin, Rian banyak belajar dan mengenali kondisi KSM yang memprihatinkan
menurutnya.
Ia sangat menyayangkan atas perilaku para anggota KSM yang tidak serius, Ia menyampaikan keprihatinannya dalam wawancara kepada tim Caritas “Ini pendidikan gratis, KSM menyia-nyiakannnya. Tidak kompak dan tidak serius lagi.” Dia juga menambahkan, “Saya baru beberapa bulan bergaul dengan Budin, sudah merasa pengetahuan saya bertambah sebagai penerima manfaat dan pendamping karena pernah menemani Budin mengajari Iyau okulasi.”