“Melelahkan, tetapi menyenangkan.” Demikian salah satu tanggapan peserta Lokalatih Pastoral Kebencanaan yang diadakan Caritas Keuskupan Ketapang di Regio Tengah, tepatnya di Paroki St. Gabriel, Sandai, pada saat evaluasi kegiatan.
Tanggal 3-4 September 2018, Caritas Keuskupan Ketapang mengadakan Lokalatih Pastoral Kebencanaan untuk Regio Tengah Keuskupan Ketapang, yang berpusat di Sandai. Paroki-paroki lain yang termasuk dalam Regio Tengah (Paroki Menyumbung, Paroki Sepotong, Paroki Randau, Pra-Paroki Sungai Daka), juga diundang untuk mengikuti kegiatan ini. Lebih kurang 25 peserta yang datang dan berpartisipasi dalam Lokalatih kali ini, ditambah fasilitator CKK, yaitu RD. Made Sukartia, Bp. Petrus Apin, Danang Sujati, dan Pia Sezi.
Tanggal 3-4 September 2018, Caritas Keuskupan Ketapang mengadakan Lokalatih Pastoral Kebencanaan untuk Regio Tengah Keuskupan Ketapang, yang berpusat di Sandai. Paroki-paroki lain yang termasuk dalam Regio Tengah (Paroki Menyumbung, Paroki Sepotong, Paroki Randau, Pra-Paroki Sungai Daka), juga diundang untuk mengikuti kegiatan ini. Lebih kurang 25 peserta yang datang dan berpartisipasi dalam Lokalatih kali ini, ditambah fasilitator CKK, yaitu RD. Made Sukartia, Bp. Petrus Apin, Danang Sujati, dan Pia Sezi.
Hari pertama (3/9), para peserta Lokalatih diajak untuk mengenali apa itu bencana dan mengenali potensi bencana di daerah mereka masing-masing. Kemudian, secara garis besar, para peserta diajak
untuk mengenali SPHERE Project, Piagam Kemanusiaan, dan Standar Inti Kemanusiaan, yang difasilitasi oleh RD. Made Sukartia, sebagai Direktur Caritas Keuskupan Ketapang. Kemudian, masih di hari pertama, para peserta diajak untuk mengenali tentang Relawan/Volunteer. Bagaimana mereka menilai lembaga masing-masing, menilai diri sendiri, dan memanajemen relawan. Materi ini diberikan oleh Pak Petrus Apin, fasilitator dan Program Manager Caritas Keuskupan Ketapang. Kemudian Danang Sujati, sebagai staf Caritas Keuskupan Ketapang, memfasilitasi tentang draft S.O.P. tanggap darurat bencana Keuskupan Ketapang, yang telah disusun oleh Caritas Keuskupan Ketapang, dengan harapan jika S.O.P. tersebut sudah final, bisa digunakan oleh paroki-paroki yang ada di wilayah Keuskupan Ketapang bila ada peristiwa bencana di wilayah masing-masing.
Hari kedua (4/9), para peserta diajak untuk berperan aktif dalam simulasi tanggap darurat. Para peserta melakukan praktik simulasi membuat Sitrep (Situation Report) dan Kajian Cepat Bencana. Dalam praktik, para peserta menyusun Sitrep dalam kelompok tentang bencana gempa di Lombok. Kemudian, untuk Kajian Cepat Bencana, para peserta masing-masing secara perorangan melakukan praktik wawancara kepada fasilitator dan peserta yang sudah ditunjuk sebagai sumber data, yang dalam hal ini kasus banjir bandang di Sandai.
Pada akhir hari kedua, peserta diminta untuk mengisi form registrasi Relawan Keuskupan, yang akan menjadi database relawan Caritas Keuskupan Ketapang. Kemudian kegiatan ditutup dengan Perayaan Ekaristi yang dipimpin oleh RD. made Sukartia.
Hari kedua (4/9), para peserta diajak untuk berperan aktif dalam simulasi tanggap darurat. Para peserta melakukan praktik simulasi membuat Sitrep (Situation Report) dan Kajian Cepat Bencana. Dalam praktik, para peserta menyusun Sitrep dalam kelompok tentang bencana gempa di Lombok. Kemudian, untuk Kajian Cepat Bencana, para peserta masing-masing secara perorangan melakukan praktik wawancara kepada fasilitator dan peserta yang sudah ditunjuk sebagai sumber data, yang dalam hal ini kasus banjir bandang di Sandai.
Pada akhir hari kedua, peserta diminta untuk mengisi form registrasi Relawan Keuskupan, yang akan menjadi database relawan Caritas Keuskupan Ketapang. Kemudian kegiatan ditutup dengan Perayaan Ekaristi yang dipimpin oleh RD. made Sukartia.
Kegiatan Lokalatih ini, selain mengundang paroki-paroki yang ada di Regio Tengah, juga mengundang pihak dari Pemerintah Desa yang ada di paroki-paroki, termasuk Dewan Adat. Diharapkan akan ada kerjasama yang baik dari pihak Keuskupan, Paroki, dan Pemerintah Desa bila ada peristiwa bencana, sehingga gerakan untuk bangkit, memulihkan diri dan membangun kesiapsiagaan itu menjadi tanggung jawab semua orang, terlepas dari apa latar belakang dan golongannya.
“Senang bisa mendapat pengetahuan tentang bencana dan responnya. Terima kasih, CKK,” kata Devanto, salah satu peserta dari Paroki Sepotong.
Kegiatan Lokalatih ini sengaja dibuat dengan metode partisipatif aktif, dengan segala dinamika, permainan, dan praktik simulasi. Dengan aktifnya peserta, diharapkan kegiatan menjadi tidak membosankan dan berkesan untuk mereka. Seperti disebut di atas, melelahkan memang. Tetapi peserta akan menjadi tidak bosan dalam mengikuti pelatihan.
Kegiatan Lokalatih Pastoral Kebencanaan menjadi sarana edukasi tentang kesiapsiagaan bencana. Kegiatan ini akan kembali diadakan di regio-regio Keuskupan Ketapang pada jadwal yang akan ditentukan selanjutnya. Salam Belarasa!
“Senang bisa mendapat pengetahuan tentang bencana dan responnya. Terima kasih, CKK,” kata Devanto, salah satu peserta dari Paroki Sepotong.
Kegiatan Lokalatih ini sengaja dibuat dengan metode partisipatif aktif, dengan segala dinamika, permainan, dan praktik simulasi. Dengan aktifnya peserta, diharapkan kegiatan menjadi tidak membosankan dan berkesan untuk mereka. Seperti disebut di atas, melelahkan memang. Tetapi peserta akan menjadi tidak bosan dalam mengikuti pelatihan.
Kegiatan Lokalatih Pastoral Kebencanaan menjadi sarana edukasi tentang kesiapsiagaan bencana. Kegiatan ini akan kembali diadakan di regio-regio Keuskupan Ketapang pada jadwal yang akan ditentukan selanjutnya. Salam Belarasa!