Sabtu.24.10.20 Inspirasi pagi
Lk. 13:1-9 “Tuhan itu panjang sabar”
Ketika bencana tiba-tiba muncul, sering kali kita tergoda untuk menafsirkan sebagai hukuman Allah atas dosa dosa kita. Yesus menolak interpretasi seperti itu pada awal pembacaan Injil hari ini.
Bencana pertama ialah, ada orang Galelia yang dibunuh Pilatus lalu darahnya tercampur dengan darah kurban yang mereka persembahkan. Ini bencana oleh manusia. Bencana yang ke dua, yaitu ada delapan belas orang yang terbunuh tertimpa menara di Siloam. Ini bencana disebabkan bukan oleh manusia.
Dalam kedua kasus tersebut, kata Yesus, jangan katakan bahwa mereka yang mati adalah orang yang paling berdosa daripada siapa pun di dunia. Anda pun bisa mengalami hal seperti itu kalau anda tidak berubah, dan bertbat. Pesan Yesus jelas. Pristiwa itu dapat terjadi kepada siapapun, termasuk kita.
Yesus mengakui bahwa orang yang benar-benar tidak bersalah sering meninggal secara tragis dan tidak terduga. Itu sering kita alami. Oleh karena itu perlu bertobat, siapapun kalian. Kalian tidak lebih baik dari mereka yang terkena bencana.
Pandemi Covid adalah bencana berskala dunia. Yesus sangat setuju tidak ada gunanya mencari-cari siapa yang bersalah dalam hal ini. Sebaliknya, bencana ini adalah kesempatan bagi kita semua untuk bercermin dan telanjang serta benar benar bersih dihadapan Allah. Kesempatan menilai hubungan kita dengan Tuhan, dan memperdalam hubungan itu. Lalu apa yang dilakukan Tuhan?
Perumpamaan tentang pohon ara yang tiga tahun berturut turut tidak menghasilkan buah, menunjukkan bahwa Tuhan menunggu dengan sabar sampai kita sungguh-subgguh berbalik kepada-Nya. Tuhan tidak seperti pemilik kebun anggur yang ingin menebang pohon yang tidak berbuah, namun selalu melihat kemungkinan pohon ara itu bisa berbuah lagi. Masih ada waktu bagi pohon ara untuk tumbuh subur.
Tuhan terus memberi kita waktu, sehingga, seiring waktu, kita dapat menjadi, dalam kata-kata bacaan pertama hari ini, 'dewasa sepenuhnya dengan kepenuhan Kristus sendiri' dan 'tumbuh dalam segala hal ke dalam Kristus'.
Cara Tuhan memandang kita tidak hanya melihat apa yang gagal kita lakukan di masa lalu, tetapi juga apa yang mampu kita lakukan di masa depan. Seperti Tuhan melihat kita dengan mata murah hati, panjang sabar dan penuh pengharapan, memastikan kita untuk menghasilkan buah, Ayo bangun bangkit berdiri, ikuti proses, jangan gagal focus dan gagal faham jangan menjadi kecil hati dan menyerah, tapi jangan lupa untuk tetap jaga kesehatan.
Bukankah kesulitan yang kita alami sebenarnya adalah sebuah proses untuk membentuk kita menjadi lebih baik?. Selamat pagi sahabat. Tuhan itu panjang sabar, berkatnya melimpah untuk kita.