Senin.26.10.20 Inspirasi pagi
Lk.13:10-17 “Marah”
Saya termasuk orang yang mudah tersulut oleh kemarahan. Apa lagi menyangkut hal hal yang tidak benar atau tidak cocok di hati. Atau hal hal yang prinsip, tentang cara mendidik yang benar, soal disiplin, atau soal pelanggaran kesepakatan, atau seseorang seenaknya saja melanggar. Terkadang, kita bisa marah karena alasan yang bagus, namun tidak sejalan dengan kehendak hati sendiri.
Kemarahan kita mengatakan sesuatu tentang situasi yang sangat tidak memuaskan hati. Atau tiba tiba terperangkap oleh kemarahan, atau ada faktor luar yang membuat kita meluapkan kemarahan.
Dalam pembacaan Injil kita mendengar pejabat sinagoga bersikeras bahwa tidak ada pekerjaan yang boleh dilakukan pada hari Sabat. Pejabat ini benar benar meluapkan kemarahannya gara gara Yesus melanggar aturan sabat, tidak peduli sebaik apapun tindakan mulia yang dilakukan Yesus.
Sebagai jawaban, Yesus menegaskan bahwa pekerjaan Tuhan dapat dilakukan pada hari apa pun dalam seminggu. Yesus sedang melakukan pekerjaan Tuhan dengan membebaskan seorang wanita dari kondisi yang menghalanginya untuk berdiri tegak. Dia melepaskan ikatannya; Dia membebaskannya dari apa yang menahannya.
Apa pembelajaran yang bisa dipetik dari kisah penyembuhan wanita ini?
Yesus menegaskan bahwa pekerjaan yang memberi kehidupan seperti itu kapanpun bisa dilakukan. Berbuat baik itu tidak harus dijadwal dengan ketat, meski kadang kadang perlu aturan. Menjadi baik hati saling membantu rendah hati melakukan pekerjaan yang membuat orang gembira, memaafkan kapanpun dimanapun bisa dilakukan. Intinya adalah bukan untuk kehormatan diri. Ciri dan karakter seorang pemimpin.
Apa yang Yesus lakukan pada hari Sabat adalah tindakan kebaikan. Dia menunjukkan cintanya pada wanita itu dengan membebaskannya dari kelumpuhan. Tindakan kasih adalah untuk bersukacita, kapanpun dan dimanapun itu terjadi.
Selamat pagi sahabat, berikan kontribusi terbaik kita kapan saja, dimana saja dan dalam situasi apa saja. Jangan biarkan hati selalu marah dengan keadaan yang tidak bersahabat. Terkadang perlu untuk membiarkan orang lain marah dan menerima kemarahan orang terhadap kita. Disitu lalu kita belajar untuk rendah hati. Sulit kan, tapi sesakli perlu. Tuhan memberkati.
Sharing Sr. Antonella Osf
Selamat pagi Romo, terima kasih atas kiriman inspirasi yang bagus. Namanya manusia tidak ada yang tidak pernah marah Romo. Dan marah tidak selalu jelek atau negatif. Kadang kita memang kita perlu marah, bukan hanya demi baiknya orang yang dimarahi, namun juga demi kesehatan kita sendiri. Apalagi menyangkut hal2 yang prinsip. Pejabat diatas marah karena Yesus menyembuhkan orang pada hari sabat. Yesus lebih menekankan cinta kasih dan keselamatan dari pada membiarkan orang menderita. Yang penting alasan orang melanggar, bukan pelanggaran itu sendiri. Demi cinta kasih dan keselamatan nyawa orang aturan bisa saja disekunderkan. Apalagi kami yang bekerja di RS, tidak ada hari minggu atau hari Tuhan, semua tetap berjalan seperti biasa demi keselamatan jiwa sesama. Semoga kita bijak menerapkan aturan yang ada, tidak terlalu kaku namun juga tetap menghargai aturan demi lancarnya pelayanan kita. Tuhan memberkati...