Jumat.8.1.21 Inspirasi pagi.
Lk. 5:12-16 “tidak menunda nunda kesempatan”
Lihat tu usaha orang kusta, dia tidak peduli, yang penting ia dapat kesempatan untuk bertemu dengan Yesus dan disembuhkan. Dia pantang menunda kesempatan. Apa yang membuatnya begitu nekat? Karena dia tahu Yesus orang baik dan punya power untuk menyembuhkan. Cuman ia tidak yakin seperti apa sikap Yesus. Ternyata, “Aku mau engkau tahir”.
Pada suatu kali Yesus berada dalam sebuah kota. Di situ ada seorang yang penuh kusta. Ketika ia melihat Yesus, tersungkurlah ia dan memohon: "Tuan, jika Tuan mau, Tuan dapat mentahirkan aku." Lalu Yesus mengulurkan tangan-Nya, menjamah orang itu, dan berkata: "Aku mau, jadilah engkau tahir." Seketika itu juga lenyaplah penyakit kustanya.
Yang menarik lagi pesan Yesus, “jangan omong kepada siapapun "Pergi saja dan perlihatkanlah dirimu kepada imam dan persembahkanlah untuk pentahiranmu persembahan seperti yang diperintahkan Musa, sebagai bukti bagi mereka.
Yesus tahu banyak imam tidak senang dengan tindakannya. Apa lagi ada anggapan orang yang kena penyakit kulit atau sejenis kusta, tidak layak ada di tempat tempat umum apa lagi di tempat ibadah. Yesus tahu pristiwa ini akan viral dan orang akan membicarakan dan mencarinya. Oleh karena itu Ia pergi undur diri ke tempat yang sunyi untuk berdoa.
Dua kali saya mengunjungi pemukiman orang kusta. Kesempatan pertama ketika saya SMP. Ikut pastor Sadeg SVD, pastor paroki saya ke pemukiman orang kusta di wilayah pantai di Bali timur. Beliau setiap bulan sekali datang menyapa mereka, sambil membawa makanan. Mereka sangat gembira dapat kunjungan. Meski penampilan mereka menakutkan, namun kelihatan mereka gembira sekali mendapat kunjungan. Mereka sangat mengenali kebaikan Pastor Shadeg.
Kesempatan kedua saya diajak oleh seorang suster biarawati karya kesehatan yang juga adalah dokter, pernah berkarya di Tanjung, mengunjungi orang Kusta di Semarang. Jangan takut, penyakit mereka tidak menular kok, kata dokter meyakinkan saya. Gambaran saya tentang orang yang terkena sakit kusta terlalu buruk dan mengerikan. Mungkin sama dengan para imam.
Tapi hari ini Yesus disongsong oleh orang Kusta yang pasti keadaannya mengerikan.. Keyakinannya bulat, saya harus berjumpa dengan Yesus sebab hanya dia yang mampu membebaskan saya dari belenggu kusta ini. Meski mereka belum tahu sikap Yesus. Mereka tidak ingin menunda-nunda kesempatan.
Selamat pagi teman. Jangan menunda-nunda kesempatan, itu mungkin yang dapat diambil sebagai pembelajaran. Saat sakit, bangunlah semangat dan motivasi dari dalam diri untuk sembuh. Bergegaslah, bertindaklah, seolah olah hari esok tidak ada. Selamat memulai langkah besar lagi hari ini. Tetap berdiri di tengah keraguan dan kekawatiran.Tuhan memberkati.
Sharing Sr. Anthonella Osf:
Selamat pagi Romo... Terima kasih kiriman inspirasi paginya yang bagus. Hari ini kita belajar dari sikap Yesus yang begitu terbuka dan ikhlas menolong orang yang sakit kusta. Orang kusta itu memberanikan diri untuk mendekati dan mohon kesembuhan dari Tuhan Yesus. Dan usahanya dikabulkan oleh Tuhan Yesus. pada saat ini banyak orang yang memohon dan memohon belas kasihan Tuhan agar disembuhkan dari berbagai penderitaan dan sakit, khususnya covid. Semoga berkat belaskasihan Tuhan, semakin banyak orang yang dijamah dan disembuhkan. Secara khusus Bapa Uskup, para Imam, Bruder, Suster dan Frater yang sedang menderita covid...Sehingga seperti orang kusta yang telah beroleh kesembuhan kembali mewartakan kebaikan Tuhan, dan NamaNya semakin dimuliakan. Tuhan memberlati..