Sabtu.9.1.21 Inspirasi pagi
Yoh.3:22-30 “kalah bukan lelah”
Mengakui keberhasilan orang lain tidak mudah. Masih ingat pristiwa saat Obama memenangkan pemilihan presiden Amerika. Pesaingnya, Mc Cain memberikan pidato ucapan selamat kepada Obama. Ia tidak merasa iri, malah mengakui keunggulan lawannya. Malah beliau mengajak para pengikutnya untuk mendukung presiden terpilih. Demikian setiap kontestasi tidak banyak yang berakhir dengan sebuah kebesaran jiwa.
Pemandangan yang berbeda dari pengikut Donal Trump, mereka menyerang gedung putih untuk menggagalkan pelantikan Jo Biden menghiasi media, disamping berita orang yang berteriak teriak menantang polisi ketika diamankan, lalu tengkurap bilang kilap.
Sikap mengakui kekalahan adalah sikap kesatria, dan orang lain akan menhormatinya sebagai orang hebat. Mereka yang selalu protes dan belum bisa berbesar hati menerima kekalahan adalah mereka yang belum terasah dan belum mau membuka hatinya untuk mendukung orang lain. Kira kira kesimpulannya seperti itu.
Orang bilang hidup adalah persaingan. Berkawan itu persaingan, bisnis itu persaingan, setiap orang menapaki hidup agar menjadi lebih berkwalitas, lebih sejahtera, lebih dilirik orang, menjadikan persaingan sebagai motivasi hidup yang punya kekuatan magis. Benarkah itu?
Hari ini kita kembali disuguhi pesan tokoh yang luar biasa. Lagi lagi Yohanes Pembaptis. Ketika aura Yesus semakin bersinar, ia tidak melihat Yesus sebagai pesaingnya.. Ia berbicara blak-blakan, ia tahu dan menyadari relasinya yang sesungguhnya dengan Yesus. Ia menerima penugasannya dengan gembira. Ia dengan rendah hati berkata, “Aku bukan Mesias, tetapi aku diutus untuk mendahului-Nya, sebagai seorang pendahulu aku sangat bersukacita, menikmati pekerjaanku. “Ia harus makin besar, tetapi aku harus makin kecil.”
Sungguh hidup itu tidak selamanya persaingan. Hidup itu juga damai, mengalir, tidak melulu sebagai persaingan yang dapat membakar motivasi. Ia tahu para murid-nya (Yohanes) mulai kagum dengan Yesus. Namun Ia tidak melihat Yesus yang semakin dipuja sebagai saingan. “Biarkan Ia semakin bersar tetapi aku harus makin kecil”. Gila memang. Sangat tidak mudah mengamini kata kata seperti itu disaat ini.
Selamat pagi sahabat. Bila melihat segala sesuatu dari persaingan, seringkali kekalahan membuat diri ini putus asa. Ayo semangat. Tidak elok kalau selalu bilang aku kalah. Kalah bukan berarti lelah dan menyerah. Ayo semangat. Ayo sportif dan belajar dari kekalahan. Ingat keberhasilan orang tidak akan mengurangi keberhasilan anda. Yakinlah. Tuhan memberkati.
sharing Sr. Anthonella Osf:
Selamat pagi Romo kiriman inspirasi paginya bagus sekali. terima kasih Romo...Iya Romo kita bisa banyak belajar dari pribadi Yohanes Pembaptis yang luar biasa...Dia sangat hebat dan begitu rendah hati. Biarlah Dia semakin besar dan aku semakin kecil...Ungkapan yang sangat bagus dan mulia namun tidak mudah untuk diterapkan dalam hidup. Marilah kita mohon berkat agar senantiasa belajar menjadi rendah hati, terhindar dari iri hari yang merupakan akar dari dosa. Melainkan mencoba mrnundukkan kepala seraya bersyukur atas karunia Tuhan yang begitu besar bagi kita... Siapakah diri kita ini sehingga dianggap layak menrima anugerah yang besar itu....