“Kami kirim bahan sayuran kepada warga yang kena banjir di Terusan waktu itu. Itu hasil sayur labu yang ditanam oleh Sherly. Itulah yang dapat kami beri dari kekurangan kami.”
Itulah yang diungkapkan oleh Ibu Berta pada saat kajian ABCD di Desa Terusan bersama Direktur dan Staf PSE-Caritas Keuskupan Ketapang dan para warga lain (19/4). Sebuah cerita yang menarik dari putrinya yang bernama Sherly, gadis berkebutuhan khusus (tunawicara).
Regina Sherly, 22 tahun merupakan gadis asli Desa Terusan yang memiliki keterbatasan (tidak bisa berbicara) sejak lahir. Di balik keterbatasan yang ia miliki, Sherly sangat gemar menanam sayur dan jenis tanaman lainnya. Salah satu tanaman yang Sherly tanam adalah sayuran labu. Selain gemar menanam sayur, Sherly memiliki kolam ikan lele dan gemar beternak babi. Sherly sendiri pernah bekerja di Riam Kota menjadi asisten rumah tangga di salah satu keluarga.
Pada saat terjadi bencana banjir di Desa Terusan pada tahun 2022 lalu, Sherly bersama dengan keluarganya ikut berpartisipasi membantu warga lain yang terdampak, yang membutuhkan bantuan. Salah satunya dengan memberi tanaman labu yang ia tanam kepada warga desa yang tempat tinggalnya terendam banjir.
Sherly tinggal bersama dengan kedua orangtuanya, Pak Antikno dan Ibu Berta, serta adiknya Viodora Anggun (12) yang juga memiliki keterbatasan fisik (autisme). Ayah Sherly sendiri bekerja serabutan, tergantung permintaan orang. Misalnya bekerja mencari rotan atau membersihkan lahan. Sedangkan Ibu Sherly sebagai ibu rumah tangga yang lebih banyak di rumah untuk menjaga Anggun. Mereka tidak mengharapkan bantuan apapun dari manapun dan dari siapapun. Sebisa mungkin mereka berusaha untuk tetap bekerja mencari penghasilan sendiri untuk menafkahi keluarga.
Tindakan Sherly dan keluarganya adalah salah satu wujud dari Caritas, wujud dari hadirnya wajah sosial Gereja di tengah masyarakat. Kecil mungkin. Tapi dari kedalaman cinta kasih itulah terlahir dan bertumbuh nilai-nilai kebenaran, kebebasan dan keadilan. Meski hal itu terlihat dan hadir dari hal sekecil apapun. Bahkan jika hal itu muncul dari kekurangan, atau dari sebuah tanaman labu pun,cinta kasih mengandaikan dan melampaui keadilan yang mesti menemukan kepenuhannya dalam perbuatan cinta kasih. (heni)